Rabu, 19 Januari 2011

Sehat adalah kondisi mental yang baik

Dalam suatu pembicaraan tentang kesehatan dengan salah seorang teman di kampus hari ini, kepercayaanku bahwa kesehatan tidak melulu paralel dengan fisik yang sehat terafirmasi kembali. Sekali lagi, aku mendapati bahwa kadangkala yang dimaksud dengan kesehatan tidaklah semata kesehatan secara fisik. Memang, pendapat ini bukanlah suatu pendapat baru tentang seseorang yang dikatakan sehat bila baik fisik maupun mental dalam kondisi yang baik dan tidak ada suatu keluhan. Tanpa mereduksi peran tubuh dalam kesehatan, aku merasakan bahwa terkadang justru peran mentallah yang menentukan kesehatan tubuh seseorang. Pengalamanku sendiri membuktikan bahwa ketika aku merasa capek secara mental, entah karena persoalan pribadi yang tak kunjung selesai atau ketika mengalami ketegangan dalam menjalankan tugas kuliah, kekuatan tubuh juga menjadi berkurang. Sebaliknya, ketika tubuh terasa amat lelah namun aku memiliki suatu passion untuk menjalankan suatu aktivitas yang berat, tubuh ini seakan tidak bereaksi negatif terhadap kecapekan secara fisik tersebut.


Sepertinya, apa yang menjadi opiniku ini terkesan sangat Platonis: mengagung-agungkan jiwa dan merendahkan kebertubuhan. Bahwa tubuh itu terbatas dan jiwa/roh itu bersifat mengatasi. Namun, sebenarnya aku hanya ingin sekali lagi menunjukkan bahwa kesehatan tidak dapat dilepaskan dari pengaturan emosi dan mental. Dengan pengolahan/managemen mental yang baik, kondisi fisikpun akan ikut terjaga. Di sinilah, dipahami korelasi antara tubuh dan jiwa. Bahwa tubuh sangat erat kaitannya dengan jiwa, dan keduanya saling mempengaruhi satu sama lain, kenyataan itu tidak dapat dipungkiri.

Kembali lagi pada pengalamanku. Beberapa hari ini -bahkan mungkin beberapa bulan terakhir- aku mengalami kelelahan secara mental. Dan sungguh, aku mengalami suatu kelelahan juga secara fisik. Biarpun aku mencoba untuk beristirahat, mengatur ritme harian dengan lebih seksama, memperhatikan makanan dan juga olahraga secara cukup teratur, rasa capek itu tak jua hilang. Capek secara mental sangat mempengaruhi fisikku. Mungkin, hal yang sekiranya harus aku lakukan adalah bagaimana aku mencoba berkontak dengan apa yang menjadi sumber-sumber kecapekan mentalku itu, mencoba mengolah dan berdamai, dan lambat laun menjadi sembuh dan fit secara mental-fisik. Memang masih akan memakan waktu yang tidak sebentar dengan proses yang bertahap, namun mengembalikan kondisi mental yang baik akan lebih membantu mengurangi penyakit yang datang pada tubuh ini. Kondisi mental yang baik akan membantu mengurangi penyakit yang datang ke tubuh. Atau setidaknya bila penyakit sudah ada, kondisi mental yang baik akan membantu dalam penerimaan sakit itu dan membantu meringankan “penderitaan” akibat sakit tersebut.

Tidak ada komentar: